Angka kecelakaan dan kejahatan meningkat pada hari Lebaran tahun ini dibanding hari-hari biasa. Kecelakaan terjadi karena banyaknya arus mudik lebaran 2010 sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pengendara di jalan raya, hal tersebut tentu diikuti oleh aksi kejahatan yang merajalela karena terdesak kebutuhan lebaran yang tidak sedikit tentunya.
Juru Bicara Mabes Polri, Brigjen Iskandar Hassan mengatakan bahwa hingga 10 September 2010 malam, di seluruh Indonesia terjadi 927 kecelakaan. Kecelakaan tersebut memakan 182 korban meninggal, 261 luka berat, dan 497 luka ringan. Total kerugian materiil yang diakibatkan diperkirakan mencapai Rp 3,1 miliar.
Pihak kepolisian juga mencatat, selama Lebaran, ada 20.489 pelanggaran lalu lintas, dan sebanyak 18.653 di antaranya ditilang, sedangkan sisanya, 2.196 mendapat pembinaan.
"Kalau dilihat dari jumlah korban, memang peningkatannya cukup signifikan dibanding hari biasa," ujar Iskandar, Sabtu (11/9). Namun menurutnya, jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan operasi tahun lalu.
Iskandar mengatakan, kecelakaan umumnya dipicu oleh pelanggaran lalu lintas, dimana tiga pelanggaran yang paling sering terjadi adalah kecepatan melebihi batas, mengambil jalur berlawanan, dan muatan melebihi kapasitas.
Selain itu, angka kejahatan juga meningkat di hari Lebaran. Mabes Polri mencatat 1.774 kasus yang terjadi. Sebagian besar, yaitu 1.346 di antaranya merupakan kejahatan konvensional, seperti pencurian, pembiusan, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian dengan pemberatan.
Menurut Iskandar, umumnya kejahatan menimpa pemudik di sejumlah titik keberangkatan. "Mereka ditipu calo atau dicopet," terangnya.
Iskandar memrediksikan angka kecelakaan dan kejahatan meningkat ini akan kembali menurun pada saat arus balik. Sebab menurutnya, orang sudah tidak lagi mengejar waktu. "Uangnya juga sudah habis, tidak ada lagi yang bisa dicuri," kelakarnya.
Juru Bicara Mabes Polri, Brigjen Iskandar Hassan mengatakan bahwa hingga 10 September 2010 malam, di seluruh Indonesia terjadi 927 kecelakaan. Kecelakaan tersebut memakan 182 korban meninggal, 261 luka berat, dan 497 luka ringan. Total kerugian materiil yang diakibatkan diperkirakan mencapai Rp 3,1 miliar.
Pihak kepolisian juga mencatat, selama Lebaran, ada 20.489 pelanggaran lalu lintas, dan sebanyak 18.653 di antaranya ditilang, sedangkan sisanya, 2.196 mendapat pembinaan.
"Kalau dilihat dari jumlah korban, memang peningkatannya cukup signifikan dibanding hari biasa," ujar Iskandar, Sabtu (11/9). Namun menurutnya, jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan operasi tahun lalu.
Iskandar mengatakan, kecelakaan umumnya dipicu oleh pelanggaran lalu lintas, dimana tiga pelanggaran yang paling sering terjadi adalah kecepatan melebihi batas, mengambil jalur berlawanan, dan muatan melebihi kapasitas.
Selain itu, angka kejahatan juga meningkat di hari Lebaran. Mabes Polri mencatat 1.774 kasus yang terjadi. Sebagian besar, yaitu 1.346 di antaranya merupakan kejahatan konvensional, seperti pencurian, pembiusan, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian dengan pemberatan.
Menurut Iskandar, umumnya kejahatan menimpa pemudik di sejumlah titik keberangkatan. "Mereka ditipu calo atau dicopet," terangnya.
Iskandar memrediksikan angka kecelakaan dan kejahatan meningkat ini akan kembali menurun pada saat arus balik. Sebab menurutnya, orang sudah tidak lagi mengejar waktu. "Uangnya juga sudah habis, tidak ada lagi yang bisa dicuri," kelakarnya.
Jadi ngeri untuk mudik..
BalasHapustp memang sudah takdir mau di gmnkan lgi