Situasi Gunung Merapi 10 November

Written By Papareysa on Rabu, 10 November 2010 | 01.10

Situasi Gunung Merapi 10 November 2010 - Gunung Merapi telah melewati fase berbahaya menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandrio. Situasi Gunung Merapi 10 November 2010 bisa dipastikan sudah menurun aktivitasnya namun status Gunung Merapi masih tetap awas karena masih terjadi erupsi walaupun intensitasnya sudah menurun sejak dua hari terakhir dan tidak sebesar sebelumnya, selain itu awan panas yang keluar dari jangkauan gunung merapi juga tidak terlalu jauh. Menurutnya, sangat kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar yang mampu mengeluarkan bahan material melebihi 100 juta meter kubik jadi bisa dipastikan kalau Merapi sudah melewati fase berbahaya.

Namun saat ini status Merapi masih tetap awas. Zona sterilisasi juga masih dalam jarak 20 kilometer. Ditambahkan, aktivitas Gunung Merapi pada 2010, memang sangat berbeda dengan letusan 100 tahun terakhir.

Karena letusan melebihi letusan yang terjadi pada 1872. Dimana Merapi mengeluarkan lebih dari 100 juta meter kubik dengan suara gemuruh melebihi 60 kilometer dan melewati masa getaran lebih dari lima hari. Dengan kecepatan injeksi magma dari kedalaman 6 kilometer sebesar 25 meter kubik. Subandrio juga memastikan kalau Gempa Bantul 5,6SR Bikin Panik Warga yang terjadi siang tadi, tidak berpengaruh pada aktivitas Merapi. Karena sumber magma di Merapi berasal dari kawasan Imogiri.

Paska erupsi pada tahap kedua Jumat 5 November 2010, intensitas Gunung Merapi cenderung menurun. Namun demikian tidak berarti status Merapi akan diturunkan. Status Merapi hingga saat ini masih awas sehingga warga yang berada di kawasan 20 kilometer dari puncak Merapi masih harus diungsikan.

Dengan status Gunung Merapi masih awas ini maka yang sangat diperhatikan adalah warga yang tinggal di bibir sungai yang bermuara di Gunung Merapi. Masyarakat yang tinggal di 500 meter dari kanan dan kiri sungai juga harus disterilkan.

Masyarakat yang berada di bantaran Sungai Code juga harus waspada karena dengan intensitas tinggi dapat dimungkin terjadinya banjir lahar. Menurut Samsul selama penanganan pengungsian yang sudah sepekan berjalan menemui masalah penerangan sehingga BNPB telah mendistribusikan 50 jenset ke daerah-daerah yang memerlukan.

Sedangkan secara umum yang diperlukan adalah MCK. Nantinya BNPB akan bentuk petugas yang akan membersihkan MCK dan digaji BNPB. Lebih lanjut Samsul menyatakan, BNPB akan membangun barak-barak pengungsian yang nantinya dapat digunakan untuk sekolah bagi para pengungsi. Bangunan untuk sekolah tidak mesti bangunan semi permanen, namun juga bisa dengan mendirikan tenda-tenda.
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Berita Indonesia Terbaru 2013 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger