Penentuan Ni(II) dengan kromatografi lapis tipis

Written By Papareysa on Rabu, 16 Desember 2009 | 01.21

Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan proses adsorpsi. Tahapan analisis dengan kromatografi lapis tipis sama seperti pada kromatografi kertas. Kelebihan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah waktu elusi lebih pendek dan dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.

Sebagai fasa diam dapat digunakan silika atau alumina yang dilapiskan pada lempeng kaca atau aluminium. Jika fasa diam berupa silika gel maka bersifat asam, jika fasa diam alumina maka bersifat basa. Fasa gerak atau larutan pengembang biasanya digunakan pelarut campuran organik atau bisa juga campuran pelarut organik – anorganik.

Baik silika maupun alumina merupakan suatu adsorben yang bersifat polar, dengan demikian cuplikan akan ditahan berdasarkan perbedaan kepolaraanya. Oleh karena itu dapat digunakan untuk memisahkan senyawa atau ion yang sifatnya polar. ion atau senyawa akan mempunyai Rf yang spesifik, dengan demikian melalui kromatografi lapis tipis dapat diperoleh informasi secara kualitatif.

Perhitungan Rf sama halnya seperti pada kromatografi kertas. Sampel cair dengan jumlah tertentu ditotolkan pada plat KLT dan dielusi dalam larutan pengembang. Senyawa yang terdapat dalam sampel akan terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa gerak bergerak naik karena gaya kapiler dan dihentikan ketika mencapai 3/4 panjang plat.

Analisis kuantitatif pada kromatografi lapis tipis dapat dilakukan dengan jalan melarutkan kembali ion atau senyawa yang sudah terpisahkan kemudian ditentukan serapannya (karena pada umumnya untuk pengenalan digunakan pereaksi berwarna). Dalam hal ini jumlah cuplikan yang ditotolkan harus kuantitatif. Ni(II) adalah suatu ion logam yang bersifat polar sehingga dapat dipisahkan dari komponen lain menggunakan kromatografi lapis tipis.

Fasa gerak yang dipakai bisa menggunakan campuran pelarut organik-anorganik misalnya aseton-HCl. Dalam suasana basa Ni(II) dapat bereaksi dengan dimetilglioksim (DMG) membentuk kompleks warna merah. Secara kuantitatif warna merah dari kompleks Ni-DMG dapat ditentukan dengan spektrofotometri sinar tampak. Cara kerja dalam menentukan Ni(II) dalam kromatografi lapis tipis adalah menotolkan terlebih dahulu 1 ml larutan cuplikan yang mengandung Ni(II) pasa plat KLT dengan jarak 1cm dari tepi.

Lalu disiapkan pengembang campuran aseton : HCl 6M (10:2) dan dimasukkan plat KLT kedalam bejana pengembang lalu dibiarkan beberapa saat hingga fasa gerak mencapai 3/4 bagian plat. Angkat plat dan beri tanda jarak tempuh fasa gerak dengan pensil dan dikeringkan dengan hair dryer. Setelah kering letakkan plat diatas gelas kimia berisi larutan amoniak sampai plat jenuh dengan uap amoniak. Kemudian semprot dengan larutan dimetilglioksim (DMG) dan tentukan harga Rf-nya. Setelah itu kerok noda yang terbentuk kemudianekstrak dengan 5X1 ml kloroform dan ukur serapannya pada panjang gelombang 366nm, dari situ kita akan dapat menentukan kadar Ni(II) dalam cuplikan.

Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Berita Indonesia Terbaru 2013 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger