Keluarga pendeta HKBP tolak bantuan pemerintah

Kekecewaan terhadap kinerja kepolisian terkait insiden penusukan anggota jemaat gereja Huria Kristen Batak Prostestan (HKBP) di Ciketing, Bekasi berbuntut penolakan terhadap bantuan pemerintah sebesar Rp 20 juta kepada keluarga korban.

"Alasannya, polisi selama ini tidak fair terhadap jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), masak tiba-tiba ada uang Rp 20 juta jelas kita mempertanyakan," kata Saor, Senin, (13/9/10).

Lanjutnya dikatakan, saat ini pihaknya sebagai bagian daripada umat beragama lebih menginkan agar pemerintah dijamin kebebasan beribadat sesuai konstitusi yang berlaku.

"Keluarga tidak memerlukan bantuan. Kami hanya ingin diberi kebebasan beribadat sesuai yang diatur konstitusi," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas A Yewangoe menyesalkan penyataan Kapolda Metro Jaya, Irjen Timur Pradopo. PGI, yang mengatakan bahwa aksi penusukan tersebut ialah murni kriminal biasa.

“Bagaimana mungkin langsung mengatakan ini kriminal murni padahal belum ada langkah penangkapan dan penyelidikan," kata Andreas usai membesuk dua petinggi HKBP itu di rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, pagi (13/9/10) tadi.