Letusan Gunung Sinabung

Written By Papareysa on Minggu, 29 Agustus 2010 | 20.02

Abu vulkanik letusan Gunung Sinabung mengandung silica atau bahan baku kaca sehinnga akan berakibat terhadap kesehatan, jika abu mengenai mata, kemudian mata digosok, maka rasanya akan seperti mata yang digosok dengan kaca. Demikian pula jika masuk ke pernafasan, maka silica tersebut akan masuk ke tenggorokan dan paru-paru.

"Efek abu sangat riil. Apalagi bagi anak-anak," tutur Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto, Minggu (29/8/2010).

"Maka seluruh penduduk radius 6 kilometer dari gunung harus diungsikan," tutur Agus yang juga kepala Tim Tanggap Darurat Gunung Sinabung. Abu banyak menimbulkan iritasi mata.

Saat dihubungi pukul 17.15 di pos pengamatan Gunung Sinabung di Desa Sunalu, Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Karo, Agus mengatakan kondisi gunung tertutup kabut sehingga puncak tidak terlihat. Aktivitas kawah tidak terlihat. Namun lereng terlihat jelas.

"Suhu udara di pos pengamatan sekitar 20 derajat celcius. Para pengamat juga tidak merasakan gempa. Hanya getaran-getaran kecil yang terdeteksi seismograf," tutur Agus. Aktivitas gunung menurun dibandingkan dini hari tadi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi baru memasang alat deteksi, siesmograf, untuk mengawasi aktivitas Gunung Sinabung. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menyatakan alat baru terpasang pada Minggu (29/8) pukul 10.00 WIB.

"Hingga saat ini tidak terdata ada gempa vulkanik dan geteran letusan," kata Surono  melalui sambungan telepon. Kondisi Gunung Sinabung, ujar Surono, masih mengeluarkan abu vulkanik, namun dibanding Minggu dinihari, abu vulkanik yang dikeluarkan tidak lebih dari 100 meter dari titik letusan. Sedangkan lava pijar, hingga sore ini, tidak terlihat keluar dari titik letusan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Tanah Karo, Suang Kaban, mengungkapkan, geteran letusan dapat dirasakan oleh warga. "Geterannya hingga ke Kabanjahe," kata Suang.

Geteran dirasakan dari letusan Gunung Sinabung yang mengeluarkan lava pijar. "Lava keluar ada dua kali," aku Suang yang saat meletusnya Sinabung berada di jarak terdekat.

Sejak letusan Gunung Sinabung terjadi, Minggu dinihari, secara otomatis status-tipe gunung berapi tersebut menjadi A. Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Sinabung, gunung berapi tipe B. Gunung berapi tipe B, kata Surono, yakni gunung berapi yang tidak diawasi. "Statusnya jadi tipe A, terus kita awasi," ungkap Surono.

Surono membantah menyatakan Gunung Sinabung tidak akan meletus. "Saya tidak pernah katakan itu. Saya katakan Gunung Sinabung tipe B, tidak diawasi, sampai kejadian tanggal 28 (Agustus) itu," tegas Surono.

Sementara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Untunta Kaban, mengakui Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Tanah Karo sempat meyakinkan warga akan keamanan Gunung Sinabung melalui sosialisasi kepada warga yang sebelumnya telah mengungsikan diri.

"Ya, dalam pengetahuan ini bisa dikatakan anomali," kata Untungta. Hanya saja, lanjut Untungta, keadaan Gunung Sinabung hingga meletus memang tidak diperkirakan. "Ini kuasa tuhan," ungkapnya.
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Berita Indonesia Terbaru 2013 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger