Setelah terjadinya gempa yang mengguncang jogja, diberitakan sampai saat ini situasi di wilayah jogja sudah berangsur aman terkendali. Gempa dengan kekuatan 5,0 skala richer hanya berlangsung sekitar 10 menit dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan yang berarti maupun korban jiwa. Berdasarkan informasi sementara ada beberapa rumah yang retak dan genteng ambrol di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Imogiri Bantul.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta, Budi Waluyo mengatakan, gempa yang terjadi disebabkan patahan kulit bumi di bawah perbukitan kapur yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
"Dari pantauan kami gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer bumi, jadi tidak di dasar laut, sehingga tidak menimbulkan atau berpotensi tsunami," katanya.
Menurutnya, gempa yang terjadi memiliki intensitas mencapai III-V MMI (Mercalli Modifty Intensity), oleh karena itu getaran gempa yang terjadi akan dirasakan pada wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa seperti kabupaten Klaten dan sekitarnya. Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, kata Budi, gempa susulan yang terjadi setelah gempa pertama diketahui sebanyak dua kali, yaitu pukul 19.04 WIB dan 19.05 WIB.
"Namun gempa susulan terjadi dengan skala yang kecil dengan kekuatan 2,8 SR dan 2,6 SR dengan pusat gempa yang terjadi 12,5 dan 9,14 di sebelah tenggara dengan kedalaman yang sama, 10 kilometer di dalam bumi," katanya.
Pascagempa bumi berkekuatan 5,0 skala richter yang mengguncang DI Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu (21/8/2010), malam, kondisi pantai selatan di pesisir Bantul dilaporkan aman. Meski begitu, guncangan gempa yang cukup keras sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah karena khawatir bahaya tsunami.
Seperti dilaporkan Sekretaris Tim SAR Pantai Parangtritis, Bantul, Taufik M Faqi, guncangan gempa membuat semua warga di pesirir pantai berhamburan ke luar rumah. Kepanikan sempat terjadi karena warga khawatir gempa membawa tsunami. Taufik juga mengatakan, gempa yang berlangsung sekitar 10 detik itu tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta, Budi Waluyo mengatakan, gempa yang terjadi disebabkan patahan kulit bumi di bawah perbukitan kapur yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
"Dari pantauan kami gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer bumi, jadi tidak di dasar laut, sehingga tidak menimbulkan atau berpotensi tsunami," katanya.
Menurutnya, gempa yang terjadi memiliki intensitas mencapai III-V MMI (Mercalli Modifty Intensity), oleh karena itu getaran gempa yang terjadi akan dirasakan pada wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa seperti kabupaten Klaten dan sekitarnya. Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, kata Budi, gempa susulan yang terjadi setelah gempa pertama diketahui sebanyak dua kali, yaitu pukul 19.04 WIB dan 19.05 WIB.
"Namun gempa susulan terjadi dengan skala yang kecil dengan kekuatan 2,8 SR dan 2,6 SR dengan pusat gempa yang terjadi 12,5 dan 9,14 di sebelah tenggara dengan kedalaman yang sama, 10 kilometer di dalam bumi," katanya.
Pascagempa bumi berkekuatan 5,0 skala richter yang mengguncang DI Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu (21/8/2010), malam, kondisi pantai selatan di pesisir Bantul dilaporkan aman. Meski begitu, guncangan gempa yang cukup keras sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah karena khawatir bahaya tsunami.
Seperti dilaporkan Sekretaris Tim SAR Pantai Parangtritis, Bantul, Taufik M Faqi, guncangan gempa membuat semua warga di pesirir pantai berhamburan ke luar rumah. Kepanikan sempat terjadi karena warga khawatir gempa membawa tsunami. Taufik juga mengatakan, gempa yang berlangsung sekitar 10 detik itu tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
0 comments:
Posting Komentar