Pada hari minggu 15 Agustus 2010 merupakan hari ditandatanganinya perjanjian damai antara pemerintah pusat dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia. Perdamaian memang sudah tercipta di aceh, namun hingga saat ini masyarakat Aceh belum mampu bangkit dari keterupurukan ekonomi, sosial, budaya dan agama.
"Selama perdamaian yang dirajut pasca bencana gempa dan tsunami, kondisi ekonomi masyarakat masih semraut, sosial budaya porak-poranda. dan nilai-nilai keagamaan makin redup." Kata direktur LSM Solidaritas Masyarakat Sipil (SMS) Tarmizi.
Indikasinya adalah tingkat kriminalitas yang terjadi di Aceh yang dilatar belakangi oleh tuntutan ekonomi seperti penculikan masih sangat rawan. Juga nilai-nilai sosial dan keagamaan yang tidak lagi dilaksanakan sehingga banyak melahirkan para pengemis serta gelandangan karena tuntutan ekonomi yang tak terpenuhi.
Seharusnya hal itu tidak terjadi dan masyarakat aceh bisa menikmati perdamaian dengan tenang dan nyaman. Serta dapat memanfaatkan perdamaian untuk menata kembali kehidupan yang lebih baik, membangun perekonomian yang sempat hancur akibat konflik,dll.
Selain ekonomi masyarakat Aceh belum bangkit, penerapan butir-butir perjanjian pemerintah pusat dengan gerakan aceh merdeka juga dinilai masih sebatas wacana dan rencana Karena Pemerintah Aceh belum bisa mengambil sebuah kebijakan secara otonom dalam membangun daerah sendiri tetapi masih tergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Sehingga selama lima tahun perdamaian Pemerintah Aceh belum bisa bangkit, dimana masih banyak daerah atau desa tertinggal dan jauh dari pembangunan.
Seperti di kecamatan-kecamatan dan desa pedalaman baik Aceh Timur, Kota Langsa maupun Aceh Tamiang, ini sebuah catatan kecil bahwa lima tahun perdamaian, Aceh memang belum bangkit.
Untuk itu dengan moment lima tahun perdamaian Aceh dan 65 tahun kemerdekaan RI, semoga Pemerintah Aceh dapat memprioritaskan pembangunan berbasis kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir dan pedalaman serta membantu perekonomian masyarakat demi Aceh Bangkit.
source: www.waspada.co.id
"Selama perdamaian yang dirajut pasca bencana gempa dan tsunami, kondisi ekonomi masyarakat masih semraut, sosial budaya porak-poranda. dan nilai-nilai keagamaan makin redup." Kata direktur LSM Solidaritas Masyarakat Sipil (SMS) Tarmizi.
Indikasinya adalah tingkat kriminalitas yang terjadi di Aceh yang dilatar belakangi oleh tuntutan ekonomi seperti penculikan masih sangat rawan. Juga nilai-nilai sosial dan keagamaan yang tidak lagi dilaksanakan sehingga banyak melahirkan para pengemis serta gelandangan karena tuntutan ekonomi yang tak terpenuhi.
Seharusnya hal itu tidak terjadi dan masyarakat aceh bisa menikmati perdamaian dengan tenang dan nyaman. Serta dapat memanfaatkan perdamaian untuk menata kembali kehidupan yang lebih baik, membangun perekonomian yang sempat hancur akibat konflik,dll.
Selain ekonomi masyarakat Aceh belum bangkit, penerapan butir-butir perjanjian pemerintah pusat dengan gerakan aceh merdeka juga dinilai masih sebatas wacana dan rencana Karena Pemerintah Aceh belum bisa mengambil sebuah kebijakan secara otonom dalam membangun daerah sendiri tetapi masih tergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Sehingga selama lima tahun perdamaian Pemerintah Aceh belum bisa bangkit, dimana masih banyak daerah atau desa tertinggal dan jauh dari pembangunan.
Seperti di kecamatan-kecamatan dan desa pedalaman baik Aceh Timur, Kota Langsa maupun Aceh Tamiang, ini sebuah catatan kecil bahwa lima tahun perdamaian, Aceh memang belum bangkit.
Untuk itu dengan moment lima tahun perdamaian Aceh dan 65 tahun kemerdekaan RI, semoga Pemerintah Aceh dapat memprioritaskan pembangunan berbasis kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir dan pedalaman serta membantu perekonomian masyarakat demi Aceh Bangkit.
source: www.waspada.co.id
0 comments:
Posting Komentar